Monday, October 23, 2006

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1427 H/2006 M


Gema takbir, tahmid, tasbih dan tahlil
Kembali mengangkasa di seluruh jagat raya
Semua makhluk bertasbih kepada Yang Maha Agung
Yang Maha Besar, yang Maha Kuasa, Yang Maha Perkasa
Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penayang
Dia, Allah ! Tiada Tuhan Kecuali Dia !!!

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilhamd

Segala pujian apapun yang engkau panjatkan
Tak setitik nilai dari karuniaNya yang tak terhitung banyaknya
Masihkah kau tak mau bersyukur wahai manusia ?
Nikmat Tuhan mana lagi yang mau kau dustakan ?
Setiap detik napas yang kau hembuskan
Adalah nilai yang begitu tinggi
Jika tidak, kau mati !!!

KaruniaNya begitu banyak, sangat banyak, teramat banyak, hingga kau tak akan sanggup menghitungnya, dan seandainya kamu mau mengitung, sampai napas mu dalam detik terakhir, karuniaNya belum selesai kau hitung juga. Dan seandainya kamu bersukutu dengan manusia lain untuk mengitung karuniaNya, karuniaNya tidak akan selesai kamu hitung. Karena disaat kamu hitung karuniaNya itu, dalam waktu bersamaan karunia itu sedang bertambah dalam hitungan yang tak terbatas. Anehnya, begitu banyak karuniaNya.... tak terdengar Dia kahabisan karunia !!!

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilhamd

Gema takbir mengangkasa di seluruh jagat raya
Di seluruh penjuru dunia, diseluruh penjuru langit dan bumi, diseluruh alam semesta, diseluruh metafisika, diseluruhan ruang dan waktu, tanpa batas, tanpa tandingan, karena semuanya adalah milikNya, semua memunjiNya dengan caranya masing-masing ! Dari bakteri dan virus yang tak terlihat sampai seluruh galacxy yang berada diluar jangkauan titik pandang manusia... semua memujiNya, semua bertakbir dan bertasbih kepadaNya, hanya kita tidak mengerti cara takbir mereka, cara tasbih mereka, cara dzikir mereka, cara tahlil mereka, hanya Dia Yang Maha Mengetahui setiap pujian dan seberapa banyak pujian dilantunkan kepadaNya !!!

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilhamd

Ramadhan telah berlalu, bulan suci yang agung telah lewat
Namun amalan selama bulan ramadhan tak boleh berlalu, tak boleh lewat
Diterima sebuah amalah adalah bisa dilihat dari saat berlalunya amalan tersebut, apakah kita semakin baik atau justru sebaliknya. Puasa kita diterima atau tidak, lihatlah setelah puasa, apakah kita berbalik seratus delapan puluh derajat, atau tetap konsisten melakukan amalan puasa tersebut. Bila tidak, mari kembali bertobat. Bila kita tak mau bertobat, bertobatlah dari ketidakmauan bertobat, mari kita bertobat dalam tobat yang hakiki di Hari raya yang fitri ini. Terlalu banyak sudah dosa dosa kita, dosa yang disengaja ataupun yang tak disengaja, bahkan kita sering kali melalaikan kewajiban-kewajiban kita pada Allah dan kepada sesama manusia, kita sering lupa dan melupakan kewajiban kita. Hak-hak Allah kita abaikan, kita lupakan, kita lalaikan, bahkan kita campakan begitu saja dipojok-pojok panggung sejarah kehidupan manusia. Kita begitu tertawa manis, disaat adzan sedang bergema, panggilan sholat sudah tiba, namun dengan tenang saja kita terus tertawa-tawa, terkekeh-terkekeh, dan terus aja ngakak ..........!!! Dan disaat takbir dikumandangkan ....masih saja tertawa itu tak henti-hentinya, seperti syurga sudah di saku baju, tak ada rikuh sedikitpun, tak ada rasa malu sedikitpun pada Yang Maha Menciptakan, padahal namaNya sedang dikumndangkan, padahal namaNya sedang menggema disetiap sudut, disetiap ruang dan waktu, Allahu Akbar !

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilhamd

Idul Fitri, hari kembali kepada yang fitri, yang fitrah, yang kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan sang ibu, setelah sebulan penuh digembleng dalam kawah ramdahan untuk menahan segala macam yang dapat membetalkan puasa , dari sejak subuh hingga magrib tiba. Apa yang tadinya halal, manjadi haram di siang hari. Apa yang tadinya menjadi makanan setiap harinya disiang hari menjadi haram ! Ajaib, yang halal menjadi haram di siang hari di bulan ramadhan, apa lagi yang haram. Yang halal aja menjadi haram, apa lagi yang haram! Namun dengan niat, karena mengabdi kepadaNya dan patuh kepadaNya, semua itu ditinggalkan dengan ikhlas. Jangankan yang hanya sebulan, berbulan-bulanpun akan dijalani kalau itu memang perintahNya, tapi Dia Maha adil, cukup sebulan saja kita berpuasa dalam satu tahun di bulan ramadhan, yang sebulanpun kalau dijalan semata hanya karena Allah, balasannya istimewa, yang hanya diketahui olehNya. Ramdhan adalah bulan tempat penyucian jiwa, tempat membersihkan hati yang berkarat, tempat melebur segala dosa, ladang amal yang luas, seluas -luasnya, karena didalamnya semua bernilai ibadah, jangan saat kita terjaga, saat tidurpun di bulan ramdahan adalah ibadah. nilai ibadah sunnat menjadi dinilai wajib, yang wajibpun dinilai berlipat ganda, yang bergandapun dibalas dengan hitungan yang sangat banyak. Inilah bulan suci, bulan ampunan, bulan penuh berkah, bulan yang dimana setan dibelenggu, pintu syurga di buka lebar-lebar, pintu neraka di tutup rapat-rapat dan azab kubur dihentikan. Semua sibuk beribadah kepadanya, dengan caranya masing-masing. Sholat terawih, witir, tadarusan, dzikir, diskusi keagamaan dan lain sebagainya, sepanjang bulan ramadhan terus menerus dilakukan dengan semata mencari ridho Allah.

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilhamd

No comments:

Mutiara pribadi

Antara Moskow, Helsinki dan Stockholm

Ada Hikmah

Ada hikmah dibalik yang kau lihat dan yang kau baca. Moskow Jakarta ﺒﺳﻢﺍﻟﻟﻪﺍﻟﺮﺤﻣﻦﺍﻟﺮﺤﻴﻢ ﺍﻠﻠﻪﺍﻛﺑﺮ ﺍﻠﻠﻪﺍﻛﺑﺮ ﺍﻠﻠﻪﺍﻛﺑﺮ ﺍﺷﻬﺪﺍﻻﺍﻠﻪﺍﻻﺍﻠﻠﻪ ﻮﺤﺪﻩﻻﺷﺮﻳﻚﻠﻪ ﻮﺍﺷﻬﺪﺍﻦﻣﺤﻣﺪﺍﻋﺑﺪﻩ ﻮﺮﺳﻮﻠﻪ

Musim panas di Moskow

Musim panas di Moskow
Novokuznetskaya Ulitsa

Warga SIM di Musim Dingin di taman KBRI Moskow

Warga SIM di Musim Dingin di taman KBRI Moskow
Kecil Indah dan bermakna, pantang menyerah, pantang mundur dan terus bergerak di jalan Illahi. Berjuang dan berdoa disegala tempat di segala cuaca. Tahan menghadapi cobaan, ujian, hinaan, caci maki. Tetap tegar dan berpegang teguh pada janjiNya !

Di Arafah 2003

Di Arafah 2003
Insya Allah menjadi haji yang mabrur, haji yang selalu mendapat ridho dan ampunan Allah

Masa muda

Masa muda